Wikipedia

Search results

Thursday, August 07, 2008

Kalimat Bijak

"Jika tidak dikritik, berarti Anda belum banyak melakukan apa-apa"
>> Donald H Rumsfeld, Mantan Menhan Amerika Serikat <<


"Semua kebenaran sangat mudah dipahami begitu dia ditemukan; tapi masalahnya bagaimana menemukan kebenaran itu"
>> Galileo Galilei (1564-1642), astronom dan psikolog Italia <<


"Semua yang dapat Anda bayangkan adalah kenyataan"
>> Pablo Picaso (1881–1973), pelukis Spanyol <<


"Ketika kekuatan cinta mengalahkan kecintaan terhadap kekuasaan, dunia akan mengenal perdamaian".
>>Jimi Hendrix, gitaris dan penyanyi rock asal Amerika Serikat, (27 November 1942–18 September 1970)<<


"Perdamaian adalah efek alamiah dari perdagangan"
>> Charles de Montesquieu, filsuf Prancis (1689–1755) <<


"Damai bukan karena tidak ada perang, melainkan karena ada keadilan"
>> Harrison Ford, aktor Amerika Serikat <<


"Tanpa disiplin, tidak akan ada kehidupan"
>> Katharine Hepburn (12 Mei 1907–29 Juni 2003), aktris asal Amerika Serikat <<


"Orang sukses adalah mereka yang berusaha mencapai tujuannya secara sungguh-sungguh dan tidak mudah dibelokkan. Itulah dedikasi"
>> Cecil B DeMille (1881–1959), produser film Amerika Serikat <<


"Hampir semua pria dapat bertahan dalam kesengsaraan. Namun bila Anda ingin menguji karakternya, beri dia kekuasaan"
>> Abraham Lincoln (1809–1865), Presiden ke-16 AS <<


"Harapan adalah kebutuhan dalam setiap kondisi"
>> Samuel Johnson (1709–1784), Sastrawan Inggris <<

Rumah Keabadian

Setiap orang pasti menginginkan segala pengalaman hidup apalagi yang manis - manis abadi untuk dikenang. Bahkan dalam doa pernikahan dari orang - orang yang datang dalam resepsi pernikahan tidak jauh doanya dari esensi abadi.
Kadang kita lupa bahwa hidup ini tidak ada yang abadi, bahkan doa yang dipersembahkan untuk sesama melawan hukum alam bahwa tidak ada didunia ini yang abadi. Abadi yang diinginkanpun juga semu karena hanya menginginkan segala yang baik dan manis, sedang yang pahit dan uzur sedapat mungkin dilupakan.

Semestinya keabadian tidak melulu untuk mengabadikan yang baik dan manis. Momen keabadian sederhana yang diwujudkan dalam album foto tidak hanya menyimpan foto - foto yang bagus kan, bahkan mantan pacar yang pernah menyakitkan hati paling dalampun kadang masih tersimpan dengan baik.

Sayang sekali kita manusia memang ditakdirkan untuk tidak dalam keabadian, kita hanya boleh numpang dalam beranda keabadian. Yang hanya diperbolehkan masuk dalam rumah keabadian hanya ilmu dan amal kita, sedang fisik kita akan hancur dalam keabadian yang benar - benar abadi dan tidak akan menjadi abadi lagi. Sudahkan kita siap untuk masuk dalam rumah (bukan beranda) keabadian....?.

Terlalu sedikit dalam sejarah dunia ini orang yang diabadikan oleh generasi berikutnya yang bukan oleh ilmu dan amalnya. Banyak filsuf, sufi, ilmuwan dan tentunya nabi yang hidup berabab lalu selalu dikenang dengan hasil karya dan perjalanan hidupnya menjadi referensi bagi generasi sekarang. Bukan karena kekayaan materi, bukan karena kecantikan dan kegantengan wajahnya, bukan fasilitas jabatan yang menjanjikan kenikmatan dan juga bukan karena perjananan hidup yang mulus. Semua dikenang abadi dalam rumah keabadian.

Thursday, June 05, 2008

Jadikan Langkah sebagai Jembatan


Dalam keseharian hidup setiap orang disibukkan dengan rutinitas yang bagi sebagian orang menyenangkan, bagi sebagian orang membosankan dan sebagian yang lain menganggap biasa. Bagi orang yang dirundung musibah aktifitasnya dianggap sebagai hal yang membosankan bahkan membuat batin menderita. Bagi orang yang sedang mendapat rejeki aktifitas yang dijalani berjalan seolah cepat dan menyenangkan bahkan membahagiakan. Kebanyakan awam apabila mendapatkan rejeki baik berupa materi maupun immateriil (jabatan reff) selalu terbayang akan gaya hidup yang lebih baik. Bahkan tidak jarang rejeki yang datang akan dapat merubah status, pola pandang, perilaku dan mental yang menjauhi sikap yang humanis apabila rejeki yang datang tidak disyukuri sebagai karunia Tuhan.

Dilain pihak bagi yang dilanda musibah juga beranggapan akan terus sengsara dan menderita. Penderitaan yang semakin berat ketika cobaan yang datang tidak merubah upaya untuk bangkit dari musibah yang datang. Sikap "nrimo" dan beranggapan "nasib" menjadikan energi terbuang menjadi tidak bermanfaat.

Banyak contoh dalam kehidupan ini dari orang secara status materi yang melarat lalu menjadi milyarder bahkan trilyuner, dari seorang bajingan lalu menjadi orang yang sangat taat terhadap ajaran Tuhan, dari kasta sosial yang nista lalu menjadi kasta sosial yang terhormat, dari gaya hidup yang elegan lalu menjadi gaya hidup yang glamour, dari sikap mengemis lalu mejadi sikap menderma, dari sebelumnya lawan lalu menjadi kawan dan perubahan - perubahan lainnya. Perubahan tersebut juga sangat sering terjadi sebaliknya dari yang enak menjadi tidak enak.

Perubahan bisa terjadi apabila dalam diri kita sendiri mau merubah. Omong kosong besar apabila ada orang hebat yang katanya bisa merubah seseorang menjadi lebih baik. Seorang motivator yang hebat sekalipun tidak akan bisa merubah seseorang apabila seseorang itu sendiri tidak mempunyai motivasi untuk merubah apa yang ada dalam dirinya. Bahkan dalam kitab suci diceritakan seorang nabi tidak bisa merubah anggota keluarganya untuk taat kepada ajaran Tuhan.

Perubahan hanya akan terjadi apabila seseorang dapat memahami bahwa setiap langkah hidup kita hanya berupa jembatan untuk mencapai langkah berikutnya. Setiap langkah yang diayunkan dalam gerak fisik dan batin mempunyai konsekuensi yang bersifat individual maupun kolektif. Langkah hidup yang digerakkan hanya berdasar nafsu dan ambisi akan menjadi bias dan tidak membuahkan hasil. Sedang langkah hidup yang digerakkan dengan dasar motivasi, visi, dan spirit untuk mencapai tujuan dengan cara yang benar secara agama dan budaya akan dapat mencapai hakekat hidup yang sesungguhnya. Bahwa dalam setiap gerak langkah hidup seseorang ada hak orang lain yang mesti dijaga, diberikan dan dihormati.

Ketika setiap langkah yang digerakkan dipakai sebagai jembatan untuk menuju langkah yang lebih baik ketika itu pula seseorang itu telah meniti tangga kesuksesan. Setiap gerak langkahnya selalu ingat akan zat yang menciptakan manusia dan alam semesta, ingat akan interaksi sesama dan ingat akan dunia setelah kehidupan didunia ini. Sebaliknya ketika langkah digerakkan dengan sikap - sikap yang jauh dari norma kesopanan, kesusilaan bahkan agama ketika itu seseorang mengalami dehumanisasi yang akan menyeret dalam belenggu penderitaan. Banyak contoh pejabat yang hidupnya mewah dan glamour dengan para ajudan yang tegap harus berakhir dibalik terali besi, banyak pengusaha yang kaya raya dengan pesawat pribadi dan para cewek cantik yang mengelilinginya harus berakhir dihotel prodeo, banyak agamawan yang banyak pengikutnya harus berakhir dengan diasingkannya secara sosial dan lain sebagainya karena dalam langkahnya mereka lupa akan dirinya dan menjadikan langkahnya dalam jembatan kemaksiatan. (by Her)

Friday, May 30, 2008

Kau sahabatku


Kata yang jarang terdengar yang mempunyai makna yang sangat dalam, sahabat. Sahabat yang sebenarnya adalah yang peduli akan sakit dan senang. Sahabat bukan teman yang dekat ketika senang datang dan jauh ketika musibah mendera. Sahabat adalah ketika berani untuk menegur akan kesalahan agar tidak terulang dan menciptakan perbaikan dalam suasana damai. Sahabat adalah ketika berani menempatkan posisi ego berada dibarisan belakang dan mengedepankan kerbersamaan diatas kepalanya. Sahabat adalah ketika berani mengatakan tidak dalam suasana terburuk demi suatu kebaikan. Sahabat adalah ketika berani membenturkan pemikiran yang menyimpang agar kembali dalam posisi yang benar. Sahabat adalah ketika berani memberi jamu - jamu pahit dalam dalam penyembuhan pemikiran dan tingkah laku yang tidak semestinya.

Kau adalah sahabatku, kata yang mudah diucapkan namun sulit dipraktekkan. Pada kenyataannya persahabatan hanya bersifat semu yang dibumbui oleh kepentingan. Kepentingan karena dalam waktu yang sama, kepentingan karena dalam lokasi yang sama, kepentingan karena dalam masalah yang sama, kepentingan karena dalam status yang sama dan kepentingan dalam posisi yang sama. Hanya karena sesama jomblo mereka saling menyebut sahabat, hanya karena satu bagian dan ruang kerja mereka saling menyebut sahabat, hanya karena lahir dari daerah yang sama juga mereka menyebut sahabat, hanya karena mereka dalam sel yang sama mereka juga menyebut sahabat.

Beranikah kita untuk mengatakan kau sahabatku...?. Hanya perilaku yang bisa mengatakan dan membuktikannya bukan mulut manis dengan bungkus kepentingan yang mengatakannya. (by Her).

Kesepian


Lompatan peradaban manusia yang direpresentasikan dalam kemajuan pembangunan selalu akan meninggalkan jejak negatif dalam setiap tahapnya. Peradaban dalam motivasinya untuk mencari dan mencapai modernitas kehidupan yang serba instan telah merambah dalam lingkup status sosial, kawasan bahkan strata umur yang mustahil dulu untuk dibayangkan. Dalam lompatan peradaban dari agraris, industri dan masuk wahana teknologi informasi banyak yang menjadi korban.

Kehidupan yang menjadi jatidiri yang telah dirintis oleh nenek moyang hanya menjadi lembaran sejarah. Kehidupan gotong royong, tepo seliro, saling membantu, saling menghargai dan sendi sendi moral telah digilas oleh lompatan yang dibangun dengan tanpa mempertimbangkan moral. Peradaban yang mendasarkan akan kenyamanan materi dan prestis hampir menjangkiti semua level status. Saling menelikung, saling sikut, saling jegal, saling dorong, saling caci telah ditunjukkan dengan jelas oleh orang - orang yang seharusnya mampu mengendalikan laju etika lompatan peradapan tersebut. Banyak para ahli yang oleh umum diberi label expert telah menggadaikan moralnya dengan memberikan pendapatnya tergantung dari pendapatan yang didapat dari sponsor. Alampun tidak kalah sadisnya menjadi korban demi sebuah lompatan peradaban. Demi sebuah kata energi bumi telah dihancurkan, demi sebuah kata keindahan perang saudara telah dikibarkan dan demi sebuah kata perdamaian telah perselingkuhan dihalalkan.

Sepi, itulah yang dialami sekarang. Ilmu pengetahuan telah kesepian akan para ahli yang mendasarkan moral dan keimanan sebagai pijakannya. Ajaran agama telah kesepian akan umat yang menjalankan ajarannya dengan tanpa ada pamrih. Rakyat dengan semua isinya kesepian akan para pemimpinnya yang merakyat dan dekat dengan mereka. Alam smesta kesepian akan tangan tangan manusia yang peduli dan tidak rakus. Kesepian telah membawa perselingkuhan yang akan membawa kehancuran yang fatal. Hiburan telah telah dipertontonkan dengan jelas yang juga mempertontonkan kesepian itu sendiri.

Dimedia cetak, elektronik bahkan didepan mata setiap hari dipertontonkan kesepian. Kesepian oleh karena kemelaratan materi kaum jelata menjadi nisbi dari kesepian moral yang ditunjukkan para pemimpin bangsa. Kesepian menjadi sangat absolut setelah dirangkai dalam sistem kenegaraan yang dijadikan tameng demi kemaslahatan rakyat yang nyata - nyata bukan demi kepentingan rakyat.

Akankan rakyat jelata akan terbebas dari kesepian...?. Tidak, mereka tidak kesepian. Mereka tetap hidup bahagia walaupun hidup dalam keterbatasan. Mereka tetap bisa guyub dan dekat dengan Tuhannya dalam setiap tarikan nafasnya karena kesepian mereka hanyalah kesepian nisbi dalam lingkaran materi. Mereka yang kesepian justru mereka yang berada dalam mobil mewah, rumah mewah, wanita mewah, restoran mewah, plaza mewah dan semua yang serba mewah. Mereka jauh dari rasa ramai dan damai yang terus mereka kejar dan kejar tetapi tidak akan pernah tercapai. Yang dikejar hanya bayangan kehidupan semu, bukan abslout yang nyata menjadikan dirinya sampai mereka disebut terhormat dan mewah.

Akankah ini akan menjadi jati diri baru.......???. Hanya Tuhan yang tahu. (by Her).

Tuesday, April 22, 2008

Dingin adalah Mewah


Siang itu, udara terasa dingin karena berbeda dengan hari hari sebelumnya gerimis mulai menyapu pertiwi dari pagi. Mendung terus bergelayut dalam jarak 50 km perjalananku dan seakan cepat jatuh untuk menggelontor segala yang menghalangi. Aku lihat banyak orang pakai sweater dan jaket untuk menghalangi udara dingin menusuk tubuh bahkan teman - temanku yang tidak biasa pakai baju dingin mereka hari ini mengenakan untuk melapisi seragamnya. Sebelum matahari beranjak ditengah - tengah kepala yang semu karena tidak tampak oleh mendung tamuku datang jauh dari kota dipinggir pesisir yang panas. Mereka juga merasakan hal yang sama, dingin, bahkan lebih terasa dingin karena lingkungan asal mereka yang panas.

Dalam waktu yang sama aku punya tamu dari negeri seberang yang dengan sengaja untuk membuat dingin bahkan dingin yang sangat sampai berbentuk es yang diinginkan oleh sebagian besar orang bahkan dengan uang yang tidak sedikit. Sehabis dari perjalanan jauh dan dengan peralatan yang mutakhir mereka memasang dan menyetel peralatan mereka untuk mendapatkan dingin yang diinginkan. Mereka dengan sabar menunggui peralatan dapat bekerja dengan baik dan baru meninggalkan tempat setelah semua dipastikan berjalan dengan baik. Dingin yang mereka dapatkan tercapai dan mereka pulang.

Waktu berjalan, siang hampir bergeser kesore tapi matahari juga tak kunjung kelihatan. Dalam rintik hujan aku dengan para tamuku akan menyeberangi perairan dalam yang begitu luas bahkan daratan yang akan kami tuju tertutup oleh kabut hujan. Sekali lagi, dingin menghadang didepan mata dalam perjalanan 15 menit kedepan. Aku duduk pada deret kedua dari belakang kendaraan air yang membawa aku kedaratan seberang. Kendaraan bergerak maju, rintik hujan semakin membesar dan berubah menjadi hujan dan tak pelak tampias air mengenai badanku. Terasa basah kaosku dan mulai terasa aliran dingin mengenai kulitku. Basah koasku lebih terasa lebih setelah aku turun dari kendaraan air yang masih disiram air hujan. Aku nikmati. Dalam obrolan kami setelah satu jam dan hujan telah reda kami kembali kedaratan seberang. Panorama berubah total dari waktu berangkat tadi, bukan kabut hujan yang kami lihat tetapi panorama indah dengan segala kemewahan yang ada aku lihat. Air yang tenang, kabut tipis yang menyapu pada bukit sekitar perairan, cahaya langit yang teduh, angin lembut dan burung yang terbang didekat kendaraanku aku rasakan sangat mewah. Bahkan jauh lebih mewah dari apa yang dipajang diruang pajang kendaraan mewah sekalipun dan jauh lebih cantik dari polesan ahli kecantikan manapun didunia. Semua terasa nikmat dan membahagiakan dengan gratis. Semua itu ironisnya datang justru dari yang sebagian dari mereka untuk menolak, dingin. Aku menikmati bukan dengan sweater dan jaket, aku merasakan bukan dengan panca indera yang aku miliki tapi aku mendapatkan semuanya dengan hati. Bersamaan dengan tarikan nafasku kalimat Allahu Akbar aku lantunkan dalam hati, maha besar Allah dengan segala nikmat-Nya.

Dingin ternyata mewah bahkan saking mewahnya seluruh manusia mulai bingung ketika bumi sudah mulai meninggalkan dingin. Es di kutub mulai mencair, cuaca yang tidak menentu akibat pemanasan global dan sebagainya. Barang - barang mahalpun digelar dan dijual untuk mencari yang dingin mulai dari kipas angin, air conditioner, lemari es bahkan vila dan hotel yang menjual kata "dingin" laku keras. Tapi ironis memang ironis, dingin dibeli untuk dibuang untuk tidak dinikmati bahkan yang gratis sekalipun yang tinggal untuk dinikmati. (by Her)

Monday, April 21, 2008

Memilih Jalan Tengah


Jalan tengah enak didengar, enak dirasakan dan enak dinikmati. Itulah tanggapan sebagian besar orang akan jalan tengah. Jalan tengah juga dianalogikan berbeda oleh setiap orang. Analogi anak kecil berbeda dengan anak muda dan tentunya juga berbeda pula dengan jalan pikiran orang tua (reff: orang yang sudah tua). Kenapa jalan tengah selalu enak ?. Jalan tengah enak karena berada ditengah - tengah yang orang tidak takut akan terpeleset, takut jatuh dan tentunya akan dapat banyak bagian karena berada ditengah. Orang beramai - ramai mencari dan memilih jalan tengah dari kelas polisi, jurnalis, karyawan, bisnisman, artis, pejabat bahkan para pelanggan tempat prostusi. Yang namanya jalan tengah adalah kata manjur untuk menghilangkan ketegangan, kemacetan pikiran, keruwetan dan bahkan depresi yang sudah akut.

Jalan tengah yang banyak orang cari adalah jalan keluar dari suatu masalah yang tidak merugikan dan cenderung menguntungkan berbagai pihak untuk masa yang lama. Jalan keluar yang berpihak dan untuk masa pendek itu namanya bukan jalan tengah tetapi jalan pinggir yang dekat dengan hal - hal maksiat karena bisa berbau nepotisme, korupsi, kolusi, narkotika bahkan prostitusi yang akan menyeret suatu masalah menjadi lebih parah. Tidaklah sulit tetapi juga tidaklah mudah untuk menemukan yang namanya jalan tengah. Tentunya yang sudah berpengalaman (maksudnya mempunyai intuisi) mencari jalan tengah dapat lebih cepat dibandingkan dengan yang masih meraba - raba dan penuh nafsu.

Ketrampilan dan keahlian untuk mencari jalan tengah pada dasarnya bisa dilatih dengan mengasah intuisi agar lebih tajam, visioner dan tentunya netral dalam melihat segala hal. Wawasan dan sikap mental sangat berpengaruh terhadap pencarian jalan tengah yang memiliki sifat seimbang. Golongan reaktif tentu lebih sulit dibanding golongan proaktif karena sikap resistensi yang lebih tinggi pada golongan reaktif yang biasanya melekat didalamnya sifat superior. Oleh karenanya untuk mencari jalan tengah pikiran negatif, sikap saling curiga, saling menudutkan bahkan saling menelikung harus dihindarkan. Denagn bertindak sabar, santun dan berprasangka baik tentunya jalan tengah akan datang sendiri karena itu merupakan bagian dari nikmat yang diberikan Tuhan kepada umatnya.

Banyak yang menikmati jalan tengah tetapi banyak juga yang lupa dan seringkali juga Tuhan mengingatkan tetapi kadang kala (bahkan seringkali) kita lupa. Setiap hari orang selalu membuat keputusan dan setiap hari juga tanpa disadari kita telah membuat jalan tengah. Jalan tengah yang adil terhadap teman, keluarga, sesama orang dan juga sesama makhluk hidup. Jalan tengah bukan hanya pada saat dihadapkan pada kasus atau masalah yang besar tetapi lebih pada jalan keseharian manusia. Jalan tengah merupakan pilihan, pilihan antara atas dan bawah, pilihan kiri dan kanan atau bahkan pilihan muka dan belakang. Jalan tengah manusia sebagai makhluk Tuhan tentunya akan memilih jalan tengah untuk selalu bersyukur akan nikmat-Nya dengan menjalankan perintah - perintah-Nya bukan justru untuk mengingkari akan nikmat-Nya. Jalan tengah manusia sebagai makhluk sosial tentunya akan memilih untuk saling menghargai dan menghormati akan hak dan kepentingan orang lain bukan sikap untuk saling menjatuhkan dan saling memangsa. Rutinitas ditempat kerja, rumah, sekolah, lingkungan sosial dan lain sebagainya setiap hari kita hadapi dan sudah semestinyalah kita untuk selalu berada pada jalan tengah agar kita nyaman sebagai makhluk sosial dan beriman sebagai makhluk Tuhan.

Sudahkah kita berada pada jalan tengah......????. (by Her)

Sunday, April 20, 2008

Waktu Belajar Waktu Mencoba


Bagi sebagian besar awam belajar identik dengan suatu lembaga atau forum lengkap dengan guru, meja belajar, waktu terbatas dan kurikulum yang sudah standart. Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar karena pola jalan pikir (mind set) yang memang berbeda. Sebagian kalangan yang berpikir benar lebih condong untuk mengambil sikap bahwa proses belajar adalah sesuatu yang formal sedang yang mengambil opsi salah adalah bahwa belajar adalah proses hidup yang sejatinya dari lahir sudah dilakukan dengan atau tanpa guru tetapi berkiblat pada ketentuan alam yang berubah setiap saat.

Semua orang setuju dengan ketentuan waktu yang tidak dapat diputar lagi kebelakang namun waktu bisa diulang secara semu. Setiap hari jarum jam berjalan melewati angka 10 dengan putaran yang sama tetapi setiap kali melewati angka 10 tersebut pula waktu yang diberikan berbeda dan tidak akan pernah sama. Dalam setiap putan waktu senantiasa ada proses pembelajaran bagi yang sensitif terhadap perubahan alam. Tanpa disadari mata, telinga, hidung dan semua organ tubuh lainnya belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan seketika itu organ tubuh akan mencoba untuk mencoba beradaptasi. Ada tubuh yang tahan dalam mencoba yang berakhir dengan kenyamanan perasaan dan ada yang tubuh yang gagal dalam beradaptasi yang berakhir dengan rasa sakit.

Begitu juga halnya dengan pikiran yang terus berkembang dan bekerja, semestinya akan jauh lebih berguna apabila dapat terkontrol dengan baik. Pikiran terkontrol akan lebih terisi dengan hal - hal yang bermanfaat dari sekedar berisi sampah - sampah yang memenuhi memori rongga otak. Kontrol pikiran yang baik merupakan manifestasi dari adaptasi yang berhasil yang kadangkala sulit untuk melakukannya. Dengan dasar wawasan, emosi dan mental yang bagus kontrol pikiran yang baik hanya dapat dilakukan dengan baik pula. Banyak hal yang menjadi penghalang untuk dapat mengontrol pikiran dengan baik dan ada banyak hal juga mendorong kontrol pikiran untuk maju dan positif dan untuk melangkah lebih ditentukan oleh kadar keseimbangan antara penghalang dan pendukung tersebut.

Tanpa disadari kita terus belajar, belajar untuk "hidup" dan belajar dari berbagai hal yang ada disekitar kita dan diwaktu yang sama juga disana kita juga terus mencoba. Belajar untuk bergaul, belajar untuk berkomunikasi, belajar bertindak, belajar untuk beriman, belajar untuk berusaha dan disana juga kita mencoba untuk berhasil. Banyak peluang untuk berhasil sejauh mendasarkan pikiran berada pada posisi pendukung adaptasi pikiran dengan baik. Hanya dengan pikiran yang baik manusia akan terus dan terus belajar dan terus menerus mencoba. Tidak ada batasan berhasil kecuali hanyalah keberhasilan pertama sebagai pijakan keberhasilan berikutnya. (by Her)

Efisien dalam Pola Hidup


Terpuruknya keluarga, masyarakat, bangsa dan kawasan sedikit banyak berawal dari tata kelola hidup individu maupun kelompok. Dalam keseharian secara tidak disadari ada banyak hal yang sebetulnya berjalan bukan karena berdasar kebutuhan tetapi lebih lebih berdasar pada sikap mental yang semena - mena tanpa dasar logik. Ambil contoh sederhana banyak individu yang menghamburkan energi dengan melakukan perjalanan transportasi yang hanya karena faktor ingin, atau sebagian orang yang selalu mempunyai kebiasaan menyisihkan sebagian makanan yang dimakan dengan dibuang percuma ke tong sampah.

Sebagian besar individu tidak pernah membayangkan berapa besar biaya yang diperlukan untuk membuat sepiring nasi dan berapa banyak sisa nasi yang dibuang percuma dalam sehari dalam satu kawasan bahkan negara. Apabila dihitung dengan matematis akan diperlukan berhektar sawah, berton pupuk, berjuta kubik air, beribu tenaga dan banyak sumberdaya lain lagi yang tersedot hanya untuk membuat suatu produk yang akhirnya masuk tong sampah. Ironis, ya ironis sementara petani yang menanam padi, buruh pabrik yang membuat pupuk dan yang lainnya mempertaruhkan hidupnya untuk menyediakan produk yang pada akhirnya dibuang.

Sudah waktunya kita sebagai individu harus melakukan perubahan pola hidup dalam keseharian kita secara nyata sebagai pernghormatan kepada sesama, bumi yang semakin tua dan tentunya doa yang kita panjatkan setiap saat kepada Allah. (by Her)