Wikipedia

Search results

Friday, January 09, 2015

Menggapai Ridho Tuhan

UJUNG pencarian spiritual seorang hamba ialah menggapai Ridho Allah (mardhatillah). Ridho ialah suatu maqam dimana seseorang berada di dalam keadaan batin sangat rela, tenang, dan plong tanpa beban. Ridha juga bisa berarti mengangkat dan menghilangkan kebencian pada qadha dan qadar. 

Semua yang datang pada dirinya, baik yang menyenangkan maupun mengecewakan, disambut dengan hati yang ridha. Orang yang sudah sampai ke maqam ridha berarti sudah melewati sejumlah maqam menengah, termasuk tawakkal, yang mempercayakan segala urusan kepada Allah Swt. Musibah dan kenikmatan tidak lagi dirasakan ada perbedaan. Keduanya bersumber dari Allah Swt, dan segala sesuatu yang berasal dari Allah Swt pasti mengandung hikmah dan kebaikan.

Orang yang sudah sampai di maqam ridha sudah mampu menghalau kebencian, hawa nafsu, selera tinggi, hasrat lahiriah, dan keinginan duniawi berlebihan. Prasyarat untuk mencapai maqam ini ialah keyakinan yang kokoh. Sebab keyakinan membuahkan ridha dan keraguan membuahkan kebencian dan kemarahan. Kebencian dan kemarahan ini merupakan antitesa dari ridha.

Orang yang menggapai maqam ridha tentu selalu menyenangkan orang lain. Ia tidak pernah memiliki musuh walaupun belum tentu tanpa ada yang memusuhinya. Kehadirannya selalu dinantikan orang. Jika ia tidak ada maka terasa hambar pertemuan itu. Ia mammpu memberikan aliran energi positif kepada semua orang.

Menggapai Ridho Tuhan

Kehadirannya di setiap majelis selalu dinantikan banyak orang. Jika ada di antara kita menemui orang ini jangan sia-siakan untuk tidak mengambil ilmu dan berkah karena ia memiliki kemampuan khusus untuk berkomunikasi dengtan Tuhan dengan caranya sendiri atau memiliki kemampuan berkomunikasi dengan para auliya, termasuk Nabi Muhammad Saw bahkan dengan nabi-nabi lain sebelum Nabi Muhammad Saw.

Ridha adalah kepribadian langka yang amat dibutuhkan negeri ini. Pekerja tanpa pamrih sudah sangat sulit ditemukan. Pada umumnya orang sudah bergerak di dalam dunia komersialnya masing-masing. Keluhuran seorang hamba yang sudah mencapai mardhatillah sangat sulit ditemukan.

Sebelum ia mengajarkan nilai-nilai keluhuran terlebih dahulu ia telah mengamalkan duluan. Orang semakin respek kepadanya karena keikhlasn yang selalu ditampilkan memukau perhatian masyarakat. Semoga benih-benih ridha ini juga muncul di dalam diri kita. Kita berharap agar bangsa kita semakin tumbuh banyak generasi baru cerdas, beriman tangguh, dan menggapai mardhatillah.

No comments: