Wikipedia

Search results

Sunday, April 20, 2008

Efisien dalam Pola Hidup


Terpuruknya keluarga, masyarakat, bangsa dan kawasan sedikit banyak berawal dari tata kelola hidup individu maupun kelompok. Dalam keseharian secara tidak disadari ada banyak hal yang sebetulnya berjalan bukan karena berdasar kebutuhan tetapi lebih lebih berdasar pada sikap mental yang semena - mena tanpa dasar logik. Ambil contoh sederhana banyak individu yang menghamburkan energi dengan melakukan perjalanan transportasi yang hanya karena faktor ingin, atau sebagian orang yang selalu mempunyai kebiasaan menyisihkan sebagian makanan yang dimakan dengan dibuang percuma ke tong sampah.

Sebagian besar individu tidak pernah membayangkan berapa besar biaya yang diperlukan untuk membuat sepiring nasi dan berapa banyak sisa nasi yang dibuang percuma dalam sehari dalam satu kawasan bahkan negara. Apabila dihitung dengan matematis akan diperlukan berhektar sawah, berton pupuk, berjuta kubik air, beribu tenaga dan banyak sumberdaya lain lagi yang tersedot hanya untuk membuat suatu produk yang akhirnya masuk tong sampah. Ironis, ya ironis sementara petani yang menanam padi, buruh pabrik yang membuat pupuk dan yang lainnya mempertaruhkan hidupnya untuk menyediakan produk yang pada akhirnya dibuang.

Sudah waktunya kita sebagai individu harus melakukan perubahan pola hidup dalam keseharian kita secara nyata sebagai pernghormatan kepada sesama, bumi yang semakin tua dan tentunya doa yang kita panjatkan setiap saat kepada Allah. (by Her)

1 comment:

Sofwan said...

Ketidakkonsistenan memang biasanya berasa manis, lagi pula tidak perlu butuh banyak otak untuk melakukannya.

Salam manis dari yang masih tidak konsisten
/Imam Sofwan
http://isofwan.blogspot.com/