Wikipedia

Search results

Sunday, April 20, 2008

Waktu Belajar Waktu Mencoba


Bagi sebagian besar awam belajar identik dengan suatu lembaga atau forum lengkap dengan guru, meja belajar, waktu terbatas dan kurikulum yang sudah standart. Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar karena pola jalan pikir (mind set) yang memang berbeda. Sebagian kalangan yang berpikir benar lebih condong untuk mengambil sikap bahwa proses belajar adalah sesuatu yang formal sedang yang mengambil opsi salah adalah bahwa belajar adalah proses hidup yang sejatinya dari lahir sudah dilakukan dengan atau tanpa guru tetapi berkiblat pada ketentuan alam yang berubah setiap saat.

Semua orang setuju dengan ketentuan waktu yang tidak dapat diputar lagi kebelakang namun waktu bisa diulang secara semu. Setiap hari jarum jam berjalan melewati angka 10 dengan putaran yang sama tetapi setiap kali melewati angka 10 tersebut pula waktu yang diberikan berbeda dan tidak akan pernah sama. Dalam setiap putan waktu senantiasa ada proses pembelajaran bagi yang sensitif terhadap perubahan alam. Tanpa disadari mata, telinga, hidung dan semua organ tubuh lainnya belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan seketika itu organ tubuh akan mencoba untuk mencoba beradaptasi. Ada tubuh yang tahan dalam mencoba yang berakhir dengan kenyamanan perasaan dan ada yang tubuh yang gagal dalam beradaptasi yang berakhir dengan rasa sakit.

Begitu juga halnya dengan pikiran yang terus berkembang dan bekerja, semestinya akan jauh lebih berguna apabila dapat terkontrol dengan baik. Pikiran terkontrol akan lebih terisi dengan hal - hal yang bermanfaat dari sekedar berisi sampah - sampah yang memenuhi memori rongga otak. Kontrol pikiran yang baik merupakan manifestasi dari adaptasi yang berhasil yang kadangkala sulit untuk melakukannya. Dengan dasar wawasan, emosi dan mental yang bagus kontrol pikiran yang baik hanya dapat dilakukan dengan baik pula. Banyak hal yang menjadi penghalang untuk dapat mengontrol pikiran dengan baik dan ada banyak hal juga mendorong kontrol pikiran untuk maju dan positif dan untuk melangkah lebih ditentukan oleh kadar keseimbangan antara penghalang dan pendukung tersebut.

Tanpa disadari kita terus belajar, belajar untuk "hidup" dan belajar dari berbagai hal yang ada disekitar kita dan diwaktu yang sama juga disana kita juga terus mencoba. Belajar untuk bergaul, belajar untuk berkomunikasi, belajar bertindak, belajar untuk beriman, belajar untuk berusaha dan disana juga kita mencoba untuk berhasil. Banyak peluang untuk berhasil sejauh mendasarkan pikiran berada pada posisi pendukung adaptasi pikiran dengan baik. Hanya dengan pikiran yang baik manusia akan terus dan terus belajar dan terus menerus mencoba. Tidak ada batasan berhasil kecuali hanyalah keberhasilan pertama sebagai pijakan keberhasilan berikutnya. (by Her)

No comments: